30 Oktober 2009

Kerajaan Durma Bagian 2

(Kerajaan Durma bagian 2)

Erwina yang sering berada di kota juga sudah mendengar berita tentang penggalangan kekuatan di Jaras. Bahkan Saiks pasangan Erwina juga turut membantu membuatkan senjata untuk Nutalas yang kemudian dikirimkan ke Jaras. Erwina tidak dapat berbuat apa-apa, bahkan diam-diam ikut mendukung gerakan Nutalas. Erwina berencana untuk menemui Nutalas yang kabarnya akan memulai serangan ke negara tetangga. Erwina tidak setuju ada serangan tanpa sepengetahuan raja, tapi banyak penduduk Durma justru mendukung. Bersama dengan Saiks, akhirnya Erwina berangkat ke Jaras.

Perjalanan menuju Jaras bukanlah perjalanan yang santai. Erwina selalu mengumpulkan informasi tentang gerakan di Jaras. Erwina ingin tahu apa tanggapan penduduk mengenai gerakan di Jaras. Ada yang setuju tapi ada pula yang tidak setuju. Semakin mendekati Jaras, Erwina semakin melihat betapa penduduk saling bahu membahu menyiapkan perlengkapan perang. Ada yang berlatih, ada yang mengumpulkan perbekalan, ada yang menyiapkan senjata. Sepertinya di sekitar Jaras sudah siap untuk pertempuran. Erwina penasaran, apa yang akan dilakukan ayahnya bila mengetahui gerakan ini sepertinya sudah tidak dapat dihentikan, tapi sayangnya ayah dan saudara-saudarinya tidak mendengar secara jelas. Erwina mendengar kalau keluarganya hanya tahu ada pergerakan di Jaras tanpa pernah tahu gerakan itu sudah sebesar apa.

Nutalas tidak berniat untuk merebut kekuasaan raja Durma. Nutalas berniat menaklukan negara terdekat dan memperluas wilayah kerajaan Durma. Erwina tidak dikawal oleh tentara kerajaan, tapi sepanjang perjalanan, Erwina melihat pasukan kerajaan juga bergerak ke arah yang sama. Mereka adalah pasukan yang dikirim oleh Furlong untuk membantu Nutalas dalam menaklukan negara tetangga.

Erwina sampai di tujuan dan melihat begitu banyak pasukan siap tempur. Erwina belum pernah melihat pasukan sebanyak itu dalam hidupnya. Padahal setiap upacara peringatan berdirinya kerajaan, Erwina selalu hadir dan melihat pasukan berkumpul. Mungkin saat ini di Jaras terkumpul ratusan ribu orang yang siap tempur dan membantu apapun yang dibutuhkan. Tenda-tenda berdiri di sepanjang jalan. Rumah-rumah dipenuhi makanan untuk memenuhi kebutuhan perang. Kuda-kuda dan hewan-hewan lain yang dapat digunakan untuk bertempur terlihat sangat banyak. Tidak mungkin rasanya kerajaan Durma yang miskin bisa memiliki peralatan tempur selengkap itu, tapi Erwina menyaksikan sendiri betapa hebatnya pasukan yang ada disini. Seandainya saja mereka menyerang ibukota, tentu keluarganya tidak akan mampu bertahan lebih dari 3 hari.

Saiks bertemu dengan sahabat-sahabatnya dan setelah membujuk-bujuk akhirnya mereka mau membantu Erwina menemui Nutalas. Erwina dapat masuk ke benteng tempat Nutalas tinggal dengan mudah karena benteng itu terbuka untuk umum. Di dalam benteng terkumpul banyak sekali orang dari berbagai ras. Ternyata Nutalas membuka pintu lebar-lebar bagi semua ras di Landart untuk bergabung dengannya. Sebenarnya Erwina agak takut melihat beraneka makhluk yang ada di dalam benteng, tapi Saiks menemaninya dan membuat hati Erwina merasa tenang. Untuk menemui Nutalas ternyata tidak mudah. Setelah menyebutkan siapa dirinya, akhirnya Erwina dipertemukan dengan Nutalas.

“Ah, tuan puteri. Kenapa jauh-jauh datang kesini? Seharusnya aku yang hina ini yang seharusnya mengunjungi tuan puteri di istana puteri.”, Nutalas.
“Jangan begitu. Aku juga sama seperti anda, sama-sama rakyat Durma.”, Erwina.
“Puteri Erwina adalah puteri yang baik, dia selalu mau bergaul dengan rakyat jelata.”, Saiks.
“Wah siapa tuan ini, sepertinya hubungan kalian sangat spesial?”, Nutalas.
“Nama saya adalah Saiks. Dan Puteri Erwina adalah orang yang paling kucintai di dunia ini.”, Saiks.
Erwina tersenyum senang mendengar ucapan Saiks.
“Saya ingin mengetahui apa rencana saudara Nutalas membangun kekuatan sebesar ini.”, Erwina.
“Rencana saya sederhana, yaitu mempeluas wilayah Durma dan mengangkat nama Durma di Landart.”, Nutalas.
“Tapi kulihat tadi ada banyak makhluk kegelapan yang berada di dalam benteng ini. Apa hal itu tidak berbahaya?”, Erwina.
“Tenang saja puteri. Mereka adalah penduduk Durma juga. Hanya saja mereka sering terabaikan karena ketakutan para manusia terhadap mereka. Sebenarnya mereka baik dan memiliki kemampuan. Bahkan mereka rela mati demi Durma.”, Nutalas.
“Apa saudara yakin dengan hal itu?”, Erwina.
“Kalau puteri tidak percaya, cobalah puteri bergaul dengan mereka selama berada di sini. Oh iya, aku juga sudah menyiapkan tempat beristirahat untuk puteri dan teman puteri. Hidangan akan disiapkan, puteri tinggal bilang mau makan apa, nanti akan kusuruh teman-temanku membuatkannya untuk puteri.”, Nutalas.

Erwina dan Saiks sungguh heran mendengar kalau anak buah Nutalas dianggap teman. Sepertinya Nutalas seorang yang menghargai orang lain bahkan makhluk lain. Erwina ditunjukkan jalan oleh seorang elves wanita yang tingginya 2 meter lebih. Erwina dan Saiks mendapat kamar sederhana. Di benteng itu memang tidak ada kamar istimewa, bahkan kamar Nutalas tidak jauh berbeda.

(Bersambung)

15 Oktober 2009

Kerajaan Durma

Kerajaan Durma


Radfort adalah sebuah kota yang indah di dunia Landart. Radfort berada di wilayah kekuasaan kerajaan Durma. Raja Durma adalah seorang raja yang baik dan dicintai oleh rakyatnya. Sayangnya wilayah kekuasaannya tidak memiliki sumber daya yang cukup sehingga seringkali meminta bantuan negara tetangga untuk menghidupi rakyatnya. Tidak heran kalau kerajaan Durma sekarang ditekan oleh banyak penguasa lain untuk menuruti apa yang diinginkan oleh kerajaan lain.

Seorang panglima kerajaan bernama Furlong sudah lama ingin menunjukkan kekuatan kerajaannya. Tapi sayangnya tidak pernah ada kesempatan. Furlong menganggap rajanya terlalu berbaik hati terhadap negara-negara tetangga. Di dalam hati Furlong selalu terselip cita-cita untuk memperluas wilayah kerajaan agar negaranya bisa maju dan berkembang. Tapi raja Durma tidak pernah berperang. Raja Durma selalu bernegosiasi untuk mencari penyelesaian dengan jalur damai walau akhirnya kerajaannya banyak mengalami kerugian. Kerajaan Durma sudah memiliki banyak sekali hutang terhadap negara-negara tetangga dan tentu saja hal itu memperlemah kekuatan kerajaan Durma.

Beruntung sekali kerajaan Durma dicintai oleh rakyatnya. Walau hanya mendapat sedikit bayaran, tapi rakyatnya tetap senang membantu kerajaan. Raja Durma juga tidak menerapkan pajak yang tinggi, tapi rakyatnya secara bergotong royong menyumbangkan hartanya untuk kerajaan.

Furlong juga mengorbankan jiwa raganya demi kerajaan Durma. Furlong sering berdiskusi bagaimana mengembangkan kerajaan Durma sekalipun tidak didukung oleh raja Durma. Saat itu raja Durma sudah berusia 80 tahun. Nama raja Durma adalah Ghovery VII. Anaknya Ghovery VIII sudah berusia 50 tahun. Sifat Ghovery VIII sama seperti ayahnya yaitu tidak menyukai peperangan dan lebih memilih jalur diplomasi. Ghovery VIII sudah sering menggantikan ayahnya untuk berdiplomasi sehingga tidak heran kalau rakyat kerajaan Durma sudah siap bila suatu hari Ghovery VIII menggantikan posisi ayahnya. Furlong juga sering berdialog dengan Ghovery VIII, tapi sepertinya mereka tidak sepaham.

Selain Ghovery VIII, raja Durma juga memiliki anak-anak yang lain. Mereka adalah Gilbert, Huang Gial, Erwina, dan Youthing. Dari kelima anaknya, yang paling sering membantah orangtuanya adalah Erwina. Erwina sepertinya merasa kurang mendapat perhatian sehingga sering berada di luar istana. Justru karena itu, Erwina dapat lebih tahu keadaan rakyat Durma. Sementara saudara saudarinya selalu berada di istana untuk membantu ayahnya mengurus kerajaan.

Ghovery VIII juga sudah memiliki 3 orang anak yaitu Kalina, Judaka, dan Rupert. Erwina terkadang mengajak salah satu dari ketiga anak itu untuk bermain-main di kota. Saat itu, Erwina sedang menjalin hubungan dengan seorang pandai besi. Orangtuanya tidak mengetahui hubungan antara Erwina dengan pandai besi yang bernama Saiks. Saiks bukanlah orang pintar. Pekerjaannya merupakan warisan dari orangtuanya. Saiks merupakan orang yang baik hati dan sederhana sehingga Erwina menyukainya. Sementara itu kedua kakaknya sudah menikah dengan putri dari negara tetangga. Erwina merasa kalau perkawinan kedua kakaknya hanyalah permainan politik belaka. Sedangkang adik Erwina yaitu Youthing, lebih suka bermanja-manja dengan orangtuanya walaupun dia sudah bukan anak-anak lagi.

Nutalas seorang pemuda yang dilahirkan dari sebuah keluarga sederhana di kota Jaras yang merupakan salah satu daerah perbatasan kerajaan Durma dengan kerajaan Hadfas. Kota Jaras hanyalah kota kecil dengan pertanian sebagai fokus utamanya. Nutalas sudah sering berpergian ke luar negaranya bersama kedua orangtuanya. Berdasarkan pengalamannya, Nutalas menyadari kalau negara asalnya memang negara yang nyaman tapi tidak makmur. Sangat berbeda dengan negara-negara tetangga yang memiliki kemakmuran lebih tinggi walau harus bekerja keras. Nutalas tumbuh menjadi seorang pemuda yang gagah berani. Selama ikut berdagang dengan kedua orangtuanya, Nutalas selalu mampu mengusir bandit yang menghadang.

Nutalas juga mencintai negara asalnya yaitu Durma. Nutalas juga berpikiran untuk mengembangkan kerajaan Durma agar mampu bersaing dengan negara-negara lain. Nutalas memiliki kawan-kawan yang sepemikiran dengannya dan mulai menggalang kekuatan. Nutalas berencana mengumpulkan sumber daya yang akan digunakan untuk membangun kekuatan dalam skala besar. Setelah kedua orangtuanya meninggal, Nutalas mewarisi harta orangtuanya. Dengan harta itu, Nutalas membangun sebuah benteng kecil yang menjadi perkumpulan dari orang-orang yang berharap Durma akan menjadi negara besar.

Berita tentang Nutalas dan anggota kelompoknya terdengar oleh Furlong. Furlong segera berencana membantu Nutalas secara diam-diam. Sementara pihak kerajaan hanya mendengar sepintas lalu tanpa mengetahui rencana besar Nutalas. Furlong selalu menutup-nutupi berita tentang keberadaan Nutalas yang semakin hari semakin bertambah kuat. Furlong sendiri sering mengirim orang-orang terlatih dan persenjataan ke tempat Nutalas di Jaras.

(Bersambung)