16 November 2009

Kerajaan Durma Bagian 3

(Sambungan Kerajaan Durma bagian 3)

Perang memang tidak dapat dihindari lagi. Kerajaan Hadfas yang dipimpin oleh Raja Jadar V juga mulai menyiapkan pasukan. Raja Jadar V juga mengirimkan utusan kepada kerajaan Durma untuk menarik mundur pasukan yang sudah siap tempur di Jaras. Tapi sepertinya utusan itu tidak membawa hasil yang baik, karena selalu tidak ada jawaban. Tentu saja Furlong selalu mencegah utusan itu sampai ke raja Durma dan selama ini selalu berhasil dengan baik.

Berdasarkan rencana penyerangan, serangan akan dimulai dalam 3 hari ke depan. Raja Jadar V menjadi sangat takut dan meminta sekutu-sekutunya untuk datang membantu mengirimkan pasukan. Kekuatan di Jaras bukanlah kekuatan biasa. Di sana berkumpul banyak makhluk gaib dan juga senjata yang canggih.

Kerajaan Hadfas bukanlah kerajaan yang besar, sehingga pasukan yang dimiliki juga tidak terlalu besar. Bila dibanding dengan pasukan di Jaras, kerajaan Hadfas hanya akan menjadi ajang pembantaian. Tentu saja hal ini juga menjadi pertimbangan kerajaan lain untuk membantu. Kerajaan lain juga memperkuat diri untuk bersiap menghadapi serangan kerajaan Durma yang dapat dipastikan akan melanjutkan serangan. Akibatnya kerajaan Hadfas tidak mendapatkan bantuan dan hal ini membuat kerajaan menjadi panik. Banyak rakyat Hadfas melarikan diri sebelum adanya serangan. Bahkan menurut kabar keluarga Raja Jadar V juga sudah mengungsi dan hal ini membuat penduduk semakin takut. Pasukan kerajaan Hadfas juga gemetar mendengar kekuatan di Jaras.

Siasat menghancurkan moral musuh ternyata berhasil dilakukan oleh Nutalas. Strategi ini merupakan petunjuk dari Furlong yang sudah mempelajari berbagai macam strategi. Furlong memang ahli strategi yang handal dan memiliki banyak siasat pertempuran. Kabarnya serangan akan dimulai setelah Furlong tiba di Jaras. Nutalas memang tidak memiliki kemampuan berstrategi, tapi banyak teman-temannya yang mendukungnya. Sepertinya Nutalas dikagumi karena semangat dan kemampuannya membela diri. Ilmu beladiri yang dimiliki Nutalas hanyalah ilmu kasar yang biasa digunakan untuk berkelahi jalanan, tapi dengan semangatnya yang tinggi, Nutalas mampu menjadi tak terkalahkan. Nutalas juga memiliki sifat dekat dengan siapa saja. Mungkin karena kedekatannya itu maka Nutalas diakui sebagai pimpinan benteng di Jaras.

Kamiren salah seorang penduduk Hadfas sudah ikut mengungsi. Pada awalnya Kamiren tidak mau pergi dari kota kelahirannya, tapi orangtuanya memaksanya. Kamiren adalah salah seorang ras campuran. Kamiren juga sudah mendengar berita akan adanya penyerbuan ke negaranya. Kamiren ingin membantu tapi karena rasa baktinya terhadap orangtua, akhirnya Kamiren ikut mengungsi ke negara tetangga.

Menunggu selama tiga hari merupakan siksaan bagi kerajaan Hadfas. Ketakutan dan teror menghantui seluruh prajurit. Satu hari sebelum serangan, datanglah pembawa pesan dari Nutalas. Isinya menginginkan agar kerajaan Hadfas tunduk pada kerajaan Durma dan harus mengakui wilayahnya masuk ke dalam kerajaan Durma. Selain membawa pesan, pembawa pesan itu juga memata-matai keadaan di kerajaan Hadfas. Pembawa pesan itu bernama Agasha. Seorang berdarah campuran yang memiliki kemampuan berlari cepat dan berpikir cepat. Agasha tertawa dalam hati melihat pasukan di Hadfas sudah merasa takut.

Agasha disambut dengan ramah di istana Hadfas. Agasha bersikap lembut dan menyampaikan pesan yang dikirim oleh Nutalas. Raja Jadar V ternyata masih berada di dalam istana dengan sikap tenang. Agasha sendiri merasa kagum dengan ketenangan sikap raja Jadar V. Raja Jadar V tidak mau menyerah begitu saja, tapi demi memikirkan kondisinya yang terdesak, mau tidak mau Raja Jadar V merasa tunduk. Raja Jadar V mau menyerah dengan syarat kerajaannya tetap memiliki kewenangan sendiri untuk mengurus diri sendiri. Kerajaan Hadfas akan menjadi wilayah kerajaan Durma. Raja Jadar V juga meminta agar rakyatnya diperlakukan sama seperti penduduk kerajaan Durma yang lain. Agasha tersenyum mendengar permintaan Raja Jadar V. Sepertinya perang tidak akan terjadi keesokan hari. Setelah menerima surat balasan tentang permintaan Raja Jadar V, Agasha segera kembali untuk memberikan kabar itu.

Nutalas menerima pesan dari Agasha tentang takluknya Raja Jadar V. Setelah berkonsultasi dengan Furlong, akhirnya Nutalas memutuskan untuk menerima permohonan dari Raja Jadar V. Nutalas juga mengundang putri Erwina dalam memutuskan penaklukan kerajaan Hadfas. Putri Erwina hanya mendengarkan apa yang dibicarakan dan tidak memberikan pendapat. Putri Erwina sendiri merasa kagum karena tanpa berperang, ternyata kerajaan Hadfas sudah bisa ditundukkan. Sepertinya diplomasi dengan menunjukkan kekuatan lebih berguna dibandingkan diplomasi yang selama ini dilakukan oleh ayahnya.

Setelah mengutus kembali pesan menerima penaklukan Hadfas sesuai dengan syarat yang diajukan, maka putri Erwina diajak berunding. Putri Erwina mendapat desakan untuk mengirimkan berita tentang penaklukan Hadfas dan persyaratan dari Hadfas. Sebenarnya Erwina tidak suka didesak, tapi akhirnya Erwina mengalah. Dengan membuat surat yang bertandatangan darinya, Erwina mengutus salah satu petugas pengirim berita ke istana Durma di Radfort. Saiks selalu mendampingi Erwina dan menguatkan hatinya ketika Erwina merasa bimbang, sehingga Erwina sekarang menjadi pemimpin di benteng itu. Nutalas menyatakan tunduk kepada putri Erwina, dan itu membuat Erwina merasa senang. Tentu saja hal itu karena Saiks yang mendukung Erwina untuk menerima tawaran Nutalas yang menyatakan tetap setia kepada Durma asalkan putri Erwina mau mendukungnya.

(Bersambung)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

koko rencanany mw bkn brp bnyk?
truz klo isa mskinny tiap 2 mggu aja...
soalny cpet lupa klo lama2...
pa lg aq jg tiap 3 mggu ujian...
tambah lupa lg...
ghe2...