30 November 2009

Kerajaan Durma Bagian 4

(Sambungan Kerajaan Durma bagian 4)

Kamiren berpisah dari orangtuanya ketika mendengar berita tentang takluknya kerajaan Hadfas kepada kerajaan Durma. Kamiren ingin mengetahui lebih jelas tentang tidak jadinya peperangan. Seandainya berita itu benar, maka Kamiren ingin agar keluarganya kembali ke Hadfas. Keesokan harinya, Kamiren sudah tiba di kerajaan Hadfas. Kamiren melihat rombongan pasukan dari Durma berbaris rapih memasuki ibukota Hadfas. Putri Erwina ditandu dan dikawal dengan pasukan yang terlihat kuat. Di dekat Putri Erwina terlihat beberapa tokoh utama dalam peperangan itu. Mereka adalah Saiks, Nutalas, dan Furlong. Kamiren mencari informasi terbaru dan memang benar Hadfas sudah menyatakan diri takluk. Bahkan kini pasukan Hadfas telas bersiap untuk membantu pasukan Durma untuk penyerbuan berikutnya.

Kerajaan berikutnya yang akan menjadi incaran adalah kerajaan Qasaha. Sebuah kerajaan kecil tapi kaya akan bahan tambang. Persenjataan Qasaha merupakan salah satu yang terkuat. Qasaha mampu membeli persenjataan muktahir berkat kekayaan alamnya. Furlong ingin menaklukan kerajaan itu dan memanfaatkan kekayaan alam di Qasaha untuk kemakmuran Durma. Sementara itu Hadfas dipilih karena merupakan negara yang lemah pasukannya. Hadfas juga memiliki lokasi yang lebih strategis dari Durma. Hadfas memiliki jalur langsung ke beberapa negara.
Kamiren tidak ingin terlibat dalam pertempuran, karena itu dia segera kembali ke tempat keluarganya berada. Keluarga Kamiren berada di negara Kiuran. Negara yang kabarnya memiliki banyak gunung sehingga sangat sulit untuk diserang. Negara Kiuran berbatasan langsung dengan Hadfas. Keluarga Kamiren memilih untuk mengungsi ke Kiuran karena melihat lokasi negara Kiuran yang strategis. Bahkan kabarnya Kerajaan Durma juga enggan menyerang Kiuran. Kamiren segera bergegas kembali ke Kiuran untuk menjemput keluarganya untuk kembali ke Hadfas. Kamiren menilai Hadfas sudah dalam keadaan aman sehingga tidak ada salahnya untuk kembali.

Setiba Kamiren di perbatasan, Kamiren dicegat pasukan Kiuran. Rupanya setelah berita takluknya Hadfas ke Durma, negara Kiuran menutup perbatasan. Kamiren yang ingin berjumpa keluarganya juga ditolak. Kamiren merasa bingung bagaimana caranya agar bisa menemui keluarganya dan mengajaknya keluar dari Kiuran. Walau dengan berbagai alasan, tetap saja pasukan Kiuran tidak mengijinkan Kamiren masuk ke dalam. Dengan terpaksa Kamiren berputar arah. Kamiren tidak tahu apa yang harus dilakukan sehingga akhirnya Kamiren kembali ke rumahnya di Hadfas.
Sepertinya tidak hanya Kiuran yang menerapkan penutupan perbatasan. Negara-negara lain juga menutup perbatasan dan membangun suatu kesepakatan bersama untuk menghancurkan Durma. Beberapa negara besar merasa menyesal tidak menghancurkan Durma dari dulu, padahal Durma itu dulunya tidak memiliki pasukan tempur yang kuat. Tapi masih ada kerajaan-kerajaan yang berdiam diri karena takut bermusuhan dengan Durma. Bahkan ada yang sudah mulai bersiap-siap untuk takluk apabila pasukan Durma sudah dekat.

Kerajaan Qasaha sudah mulai mengumpulkan pasukan. Tidak hanya pasukan manusia, para penyihir Qasaha juga mulai merapal spelm untuk membangun pasukan manusia buatan dengan berbagai elemen. Dengan adanya bahan tambang yang banyak, tidak heran pasukan golem yang dibuat dapat terbentuk dengan cepat. Kekayaan Qasaha juga berhasil mengajak pasukan bayaran yang banyak beredar di Landart. Sepertinya pertempuran kali ini tidak akan semudah Hadfas. Qasaha sudah pasti akan bertarung habis-habisan melawan Durma.

Sementara itu utusan yang dikirim oleh putri Erwina sudah sampai ke Radfort. Raja Ghovery VII sangat marah dengan serangan yang dilakukan terhadap Hadfas. Dengan cepat Raja Ghovery VII memerintahkan kedua anaknya untuk ke Hadfas. Mereka ditugaskan untuk menghentikan peperangan yang sedang dilakukan oleh Erwina. Tentu saja nama Erwina dikaitkan karena sekarang yang dijadikan pimpinan peperangan adalah Erwina. Ghovery VIII dan Gilbert diutus untuk menemui Erwina di Hadfas.

Ghovery VIII dan Gilbert segera mengumpulkan pasukan khusus untuk segera berangkat ke Hadfas. Di hati Ghovery VIII ada ketakutan Erwina akan menggulingkan kerajaannya sendiri sehingga dia tidak dapat menjadi raja berikutnya. Sementara pikiran Gilbert berbeda. Gilbert merasa kuatir akan keselamatan Erwina karena Erwina berada langsung di medan pertempuran. Rupa-rupanya diantara pasukan khusus terdapat tiga orang penyusup yang tidak diharapkan. Mereka adalah Kalina, Judaka, dan Rupert. Ketiganya berhasil ikut dengan mengatakan kalau ayah mereka telah mengijinkan mereka untuk ikut serta.
Ketiga remaja itu berada di belakang pasukan dengan alasan mengawal, padahal mereka takut ayah mereka mengetahui keberadaan mereka. Judaka dan Rupert sangat mudah menyamar menjadi salah satu anggota pasukan. Sedangkan Kalina harus bersusah payah mencari pakaian perang yang sesuai dengannya karena dia adalah seorang wanita. Judaka dan Rupert selalu berusaha menyembunyikan Kalina agar tidak terlihat terlalu terlihat.

Perjalanan ke Hadfas hanya membutuhkan sekitar 3 hari perjalanan. Dengan pasukan berkuda, Ghovery VIII dapat sampai sesuai rencana. Tapi kota Hadfas sudah tidak ada pasukan lagi. Di sana sudah menjadi kota biasa. Ghovery VIII bertanya kepada penduduk setempat, tapi tidak ada yang tahu kemana pasukan Erwina pergi. Setahu penduduk setempat, pasukan Erwina sudah berangkat dari kemarin. Ujung pasukannya yang terlihat tadi pagi sudah tidak terlihat lagi siang harinya. Ghovery VIII kagum sekaligus kuatir dengan banyaknya pasukan Erwina yang dapat bergerak cepat. Setelah Ghovery bertanya ke arah mana perginya pasukan Erwina, Ghovery VIII memimpin pasukannya untuk mengejar pasukan Erwina.

(Bersambung)

Tidak ada komentar: