25 Desember 2009

Kerajaan Durma bagian 5

(Sambungan Kerajaan Durma bagian 5)

Agasha merasa heran dengan perintah dari Nutalas. Agasha diperintahkan mengirim pesan tanpa alamat yang jelas. Tujuannya adalah gua di dalam hutan Geaet. Agasha tidak tahu siapa yang akan ditemuinya. Hanya saja dia diperintahkan untuk menemui raja Gadawan. Agasha merasa heran mengapa ada raja di tengah hutan. Tapi Agasha percaya penuh pada Nutalas sehingga menyanggupinya.

Hutan Geaet merupakan hutan yang lebat. Cahaya matahari hampir tidak dapat memasuki hutan itu. Dengan kemampuannya yang berdarah campuran, Agasha dapat bergerak cepat walau tanpa pencahayaan yang bagus. Suasana hutan yang terkesan misterius membuat Agasha merasa takut dan ingin secepatnya menyelesaikan tugasnya. Agasha kesulitan menemukan gua yang dimaksud. Di dalam hutan itu terdapat banyak gua sehingga Agasha berulang kali keluar masuk gua untuk mencari dimana orang yang dicarinya. Setelah berkeliling seharian, Agasha melihat sebuah danau.

Karena merasa lelah, Agasha beristirahat di tepi danau. Agasha mengamati sekeliling danau itu. Pemandangan yang menyejukkan hati tapi terasa misterius. Seolah-olah ada aura aneh yang mengisi hutan itu. Agasha berpikir sendiri apakah perang akan merusak hutan yang indah ini. Setelah merasa cukup beristirahat, Agasha mulai mencari lagi gua yang hendak dicari.

Erwina merasa bingung dengan pergerakan cepat yang disarankan oleh Furlong. Erwina tidak begitu paham tentang strategi perang, tapi sepertinya gerakan ini bukanlah sebuah strategi. Karena merasa penasaran, Erwina bertanya kepada Furlong.

“Tuan Furlong. Mengapa kita harus berangkat pagi-pagi? Bukankah masih ada waktu untuk beristirahat di Hadfas?”, Erwina.
“Putri harus tahu kalau penyerbuan kita tidak disetujui oleh ayah putri. Karena ada kabar kedatangan saudara putri yang menginginkan pasukan dibubarkan, maka terpaksa kita harus bergerak cepat juga. Kita akan berusaha menguasai sebanyak mungkin negara dan kerajaan sebelum saudara putri dapat menemui kita.”, Furlong.
“Oh begitu. Apa tujuanmu menguasai negara dan kerajaan lain?”, Erwina.
“Tujuanku adalah membesarkan negara Durma. Tidak ada niatku yang lain selain nama besar Durma dapat terangkat di seluruh Landart.”, Furlong.

Erwina sangat menyukai pandangan Furlong terhadap kerajaannya. Erwina membiarkan kebijakan perang tetap dipegang oleh Furlong karena Erwina tidak mengerti tentang perang. Tujuan serangan kali ini adalah negara Iyridit. Iyridit berada di sebelah kerajaan Qasaha. Iyridit memiliki wilayah yang cukup luas dengan pasukan yang tersebar ke semua wilayahnya. Karena Durma mau melakukan perluasan wilayah, Iyridit sudah memerintahkan sebagian wilayahnya untuk mengurangi penjagaan di perbatasan yang jauh dari Durma.

Serangan Durma sungguh mengejutkan negara Iyridit. Pemimpin Iyridit mengira Durma akan menyerang Qasaha dahulu sehingga terlambat mengirimkan pesan penarikan pasukan. Sebelum pasukan Iyridit dari wilayah lain sampai di perbatasan Durma, pasukan Durma sudah berada di depan mata. Nutalas langsung memimpin pasukan ke garis depan. Setelah mengirimkan utusan agar kerajaan Iyridit menyerah dan tidak ditanggapi, Nutalas segera memulai serangan.
Garis depan Iyridit merupakan benteng yang lumayan kokoh. Dengan pasukan panah api, benteng itu dengan cepat terbakar. Kayu yang dipakai untuk pintu segera lenyap dilalap api. Setelah kehilangan pintu masuk, pasukan tempur dengan pakaian berat segera bergerak maju. Sedangkan pasukan panah menghujani benteng Iyridit dari jauh. Pasukan panah dari pasukan elves sungguh menakutkan. Walau hanya menggunakan panah kayu, tapi jangkauannya sanggup mencapai bagian atas benteng dengan keakuratan tinggi. Sementara pasukan raksasa melontarkan batu-batu berukuran besar menghancurkan dinding benteng. Benteng Iyridit sepertinya akan segera direbut dengan mudah oleh pasukan Durma.

Hanya dalam 3 jam, benteng Iyridit sudah berhasil dikuasai. Setelah berhasil menguasai benteng Iyridit, pasukan Durma bergerak menyebar ke tiga arah. Tujuannya adalah kota Yarmir, ibukota negara Iyridit. Selama perjalanan menuju ibukota Iyridit, pasukan Durma meluluhlantakan kota-kota yang melawan. Negara Iyridit sendiri sudah menarik pasukannya untuk berkumpul di ibukota dengan harapan dapat melawan pasukan Durma di ibukota sehingga di kota-kota lain tidak memiliki pasukan yang cukup untuk menahan Durma.

Durma merekrut kota-kota yang telah dikalahkan untuk menjadi pasukannya sehingga bukannya semakin melemah tetapi malah semakin kuat. Nutalas memiliki kewibawaan yang dapat membuat taklukkannya dapat ditundukkan dengan sepenuh hati. Pasukan utama Durma langsung menuju kota Yarmir secara langsung, sedangkan dua arah lainnya mengambil jalan berputar sehingga agak lambat mencapai kota Yarmir. Dua arah lainnya masing-masing dipimpin oleh Furlong dan Saiks. Sementara Erwina ikut dengan pasukan utama bersama Nutalas. Nutalas juga mengirimkan utusan-utusan ke daerah tersembunyi yang dihuni makhluk-makhluk gaib untuk bergabung dengannya.

(Bersambung)

30 November 2009

Kerajaan Durma Bagian 4

(Sambungan Kerajaan Durma bagian 4)

Kamiren berpisah dari orangtuanya ketika mendengar berita tentang takluknya kerajaan Hadfas kepada kerajaan Durma. Kamiren ingin mengetahui lebih jelas tentang tidak jadinya peperangan. Seandainya berita itu benar, maka Kamiren ingin agar keluarganya kembali ke Hadfas. Keesokan harinya, Kamiren sudah tiba di kerajaan Hadfas. Kamiren melihat rombongan pasukan dari Durma berbaris rapih memasuki ibukota Hadfas. Putri Erwina ditandu dan dikawal dengan pasukan yang terlihat kuat. Di dekat Putri Erwina terlihat beberapa tokoh utama dalam peperangan itu. Mereka adalah Saiks, Nutalas, dan Furlong. Kamiren mencari informasi terbaru dan memang benar Hadfas sudah menyatakan diri takluk. Bahkan kini pasukan Hadfas telas bersiap untuk membantu pasukan Durma untuk penyerbuan berikutnya.

Kerajaan berikutnya yang akan menjadi incaran adalah kerajaan Qasaha. Sebuah kerajaan kecil tapi kaya akan bahan tambang. Persenjataan Qasaha merupakan salah satu yang terkuat. Qasaha mampu membeli persenjataan muktahir berkat kekayaan alamnya. Furlong ingin menaklukan kerajaan itu dan memanfaatkan kekayaan alam di Qasaha untuk kemakmuran Durma. Sementara itu Hadfas dipilih karena merupakan negara yang lemah pasukannya. Hadfas juga memiliki lokasi yang lebih strategis dari Durma. Hadfas memiliki jalur langsung ke beberapa negara.
Kamiren tidak ingin terlibat dalam pertempuran, karena itu dia segera kembali ke tempat keluarganya berada. Keluarga Kamiren berada di negara Kiuran. Negara yang kabarnya memiliki banyak gunung sehingga sangat sulit untuk diserang. Negara Kiuran berbatasan langsung dengan Hadfas. Keluarga Kamiren memilih untuk mengungsi ke Kiuran karena melihat lokasi negara Kiuran yang strategis. Bahkan kabarnya Kerajaan Durma juga enggan menyerang Kiuran. Kamiren segera bergegas kembali ke Kiuran untuk menjemput keluarganya untuk kembali ke Hadfas. Kamiren menilai Hadfas sudah dalam keadaan aman sehingga tidak ada salahnya untuk kembali.

Setiba Kamiren di perbatasan, Kamiren dicegat pasukan Kiuran. Rupanya setelah berita takluknya Hadfas ke Durma, negara Kiuran menutup perbatasan. Kamiren yang ingin berjumpa keluarganya juga ditolak. Kamiren merasa bingung bagaimana caranya agar bisa menemui keluarganya dan mengajaknya keluar dari Kiuran. Walau dengan berbagai alasan, tetap saja pasukan Kiuran tidak mengijinkan Kamiren masuk ke dalam. Dengan terpaksa Kamiren berputar arah. Kamiren tidak tahu apa yang harus dilakukan sehingga akhirnya Kamiren kembali ke rumahnya di Hadfas.
Sepertinya tidak hanya Kiuran yang menerapkan penutupan perbatasan. Negara-negara lain juga menutup perbatasan dan membangun suatu kesepakatan bersama untuk menghancurkan Durma. Beberapa negara besar merasa menyesal tidak menghancurkan Durma dari dulu, padahal Durma itu dulunya tidak memiliki pasukan tempur yang kuat. Tapi masih ada kerajaan-kerajaan yang berdiam diri karena takut bermusuhan dengan Durma. Bahkan ada yang sudah mulai bersiap-siap untuk takluk apabila pasukan Durma sudah dekat.

Kerajaan Qasaha sudah mulai mengumpulkan pasukan. Tidak hanya pasukan manusia, para penyihir Qasaha juga mulai merapal spelm untuk membangun pasukan manusia buatan dengan berbagai elemen. Dengan adanya bahan tambang yang banyak, tidak heran pasukan golem yang dibuat dapat terbentuk dengan cepat. Kekayaan Qasaha juga berhasil mengajak pasukan bayaran yang banyak beredar di Landart. Sepertinya pertempuran kali ini tidak akan semudah Hadfas. Qasaha sudah pasti akan bertarung habis-habisan melawan Durma.

Sementara itu utusan yang dikirim oleh putri Erwina sudah sampai ke Radfort. Raja Ghovery VII sangat marah dengan serangan yang dilakukan terhadap Hadfas. Dengan cepat Raja Ghovery VII memerintahkan kedua anaknya untuk ke Hadfas. Mereka ditugaskan untuk menghentikan peperangan yang sedang dilakukan oleh Erwina. Tentu saja nama Erwina dikaitkan karena sekarang yang dijadikan pimpinan peperangan adalah Erwina. Ghovery VIII dan Gilbert diutus untuk menemui Erwina di Hadfas.

Ghovery VIII dan Gilbert segera mengumpulkan pasukan khusus untuk segera berangkat ke Hadfas. Di hati Ghovery VIII ada ketakutan Erwina akan menggulingkan kerajaannya sendiri sehingga dia tidak dapat menjadi raja berikutnya. Sementara pikiran Gilbert berbeda. Gilbert merasa kuatir akan keselamatan Erwina karena Erwina berada langsung di medan pertempuran. Rupa-rupanya diantara pasukan khusus terdapat tiga orang penyusup yang tidak diharapkan. Mereka adalah Kalina, Judaka, dan Rupert. Ketiganya berhasil ikut dengan mengatakan kalau ayah mereka telah mengijinkan mereka untuk ikut serta.
Ketiga remaja itu berada di belakang pasukan dengan alasan mengawal, padahal mereka takut ayah mereka mengetahui keberadaan mereka. Judaka dan Rupert sangat mudah menyamar menjadi salah satu anggota pasukan. Sedangkan Kalina harus bersusah payah mencari pakaian perang yang sesuai dengannya karena dia adalah seorang wanita. Judaka dan Rupert selalu berusaha menyembunyikan Kalina agar tidak terlihat terlalu terlihat.

Perjalanan ke Hadfas hanya membutuhkan sekitar 3 hari perjalanan. Dengan pasukan berkuda, Ghovery VIII dapat sampai sesuai rencana. Tapi kota Hadfas sudah tidak ada pasukan lagi. Di sana sudah menjadi kota biasa. Ghovery VIII bertanya kepada penduduk setempat, tapi tidak ada yang tahu kemana pasukan Erwina pergi. Setahu penduduk setempat, pasukan Erwina sudah berangkat dari kemarin. Ujung pasukannya yang terlihat tadi pagi sudah tidak terlihat lagi siang harinya. Ghovery VIII kagum sekaligus kuatir dengan banyaknya pasukan Erwina yang dapat bergerak cepat. Setelah Ghovery bertanya ke arah mana perginya pasukan Erwina, Ghovery VIII memimpin pasukannya untuk mengejar pasukan Erwina.

(Bersambung)

16 November 2009

Kerajaan Durma Bagian 3

(Sambungan Kerajaan Durma bagian 3)

Perang memang tidak dapat dihindari lagi. Kerajaan Hadfas yang dipimpin oleh Raja Jadar V juga mulai menyiapkan pasukan. Raja Jadar V juga mengirimkan utusan kepada kerajaan Durma untuk menarik mundur pasukan yang sudah siap tempur di Jaras. Tapi sepertinya utusan itu tidak membawa hasil yang baik, karena selalu tidak ada jawaban. Tentu saja Furlong selalu mencegah utusan itu sampai ke raja Durma dan selama ini selalu berhasil dengan baik.

Berdasarkan rencana penyerangan, serangan akan dimulai dalam 3 hari ke depan. Raja Jadar V menjadi sangat takut dan meminta sekutu-sekutunya untuk datang membantu mengirimkan pasukan. Kekuatan di Jaras bukanlah kekuatan biasa. Di sana berkumpul banyak makhluk gaib dan juga senjata yang canggih.

Kerajaan Hadfas bukanlah kerajaan yang besar, sehingga pasukan yang dimiliki juga tidak terlalu besar. Bila dibanding dengan pasukan di Jaras, kerajaan Hadfas hanya akan menjadi ajang pembantaian. Tentu saja hal ini juga menjadi pertimbangan kerajaan lain untuk membantu. Kerajaan lain juga memperkuat diri untuk bersiap menghadapi serangan kerajaan Durma yang dapat dipastikan akan melanjutkan serangan. Akibatnya kerajaan Hadfas tidak mendapatkan bantuan dan hal ini membuat kerajaan menjadi panik. Banyak rakyat Hadfas melarikan diri sebelum adanya serangan. Bahkan menurut kabar keluarga Raja Jadar V juga sudah mengungsi dan hal ini membuat penduduk semakin takut. Pasukan kerajaan Hadfas juga gemetar mendengar kekuatan di Jaras.

Siasat menghancurkan moral musuh ternyata berhasil dilakukan oleh Nutalas. Strategi ini merupakan petunjuk dari Furlong yang sudah mempelajari berbagai macam strategi. Furlong memang ahli strategi yang handal dan memiliki banyak siasat pertempuran. Kabarnya serangan akan dimulai setelah Furlong tiba di Jaras. Nutalas memang tidak memiliki kemampuan berstrategi, tapi banyak teman-temannya yang mendukungnya. Sepertinya Nutalas dikagumi karena semangat dan kemampuannya membela diri. Ilmu beladiri yang dimiliki Nutalas hanyalah ilmu kasar yang biasa digunakan untuk berkelahi jalanan, tapi dengan semangatnya yang tinggi, Nutalas mampu menjadi tak terkalahkan. Nutalas juga memiliki sifat dekat dengan siapa saja. Mungkin karena kedekatannya itu maka Nutalas diakui sebagai pimpinan benteng di Jaras.

Kamiren salah seorang penduduk Hadfas sudah ikut mengungsi. Pada awalnya Kamiren tidak mau pergi dari kota kelahirannya, tapi orangtuanya memaksanya. Kamiren adalah salah seorang ras campuran. Kamiren juga sudah mendengar berita akan adanya penyerbuan ke negaranya. Kamiren ingin membantu tapi karena rasa baktinya terhadap orangtua, akhirnya Kamiren ikut mengungsi ke negara tetangga.

Menunggu selama tiga hari merupakan siksaan bagi kerajaan Hadfas. Ketakutan dan teror menghantui seluruh prajurit. Satu hari sebelum serangan, datanglah pembawa pesan dari Nutalas. Isinya menginginkan agar kerajaan Hadfas tunduk pada kerajaan Durma dan harus mengakui wilayahnya masuk ke dalam kerajaan Durma. Selain membawa pesan, pembawa pesan itu juga memata-matai keadaan di kerajaan Hadfas. Pembawa pesan itu bernama Agasha. Seorang berdarah campuran yang memiliki kemampuan berlari cepat dan berpikir cepat. Agasha tertawa dalam hati melihat pasukan di Hadfas sudah merasa takut.

Agasha disambut dengan ramah di istana Hadfas. Agasha bersikap lembut dan menyampaikan pesan yang dikirim oleh Nutalas. Raja Jadar V ternyata masih berada di dalam istana dengan sikap tenang. Agasha sendiri merasa kagum dengan ketenangan sikap raja Jadar V. Raja Jadar V tidak mau menyerah begitu saja, tapi demi memikirkan kondisinya yang terdesak, mau tidak mau Raja Jadar V merasa tunduk. Raja Jadar V mau menyerah dengan syarat kerajaannya tetap memiliki kewenangan sendiri untuk mengurus diri sendiri. Kerajaan Hadfas akan menjadi wilayah kerajaan Durma. Raja Jadar V juga meminta agar rakyatnya diperlakukan sama seperti penduduk kerajaan Durma yang lain. Agasha tersenyum mendengar permintaan Raja Jadar V. Sepertinya perang tidak akan terjadi keesokan hari. Setelah menerima surat balasan tentang permintaan Raja Jadar V, Agasha segera kembali untuk memberikan kabar itu.

Nutalas menerima pesan dari Agasha tentang takluknya Raja Jadar V. Setelah berkonsultasi dengan Furlong, akhirnya Nutalas memutuskan untuk menerima permohonan dari Raja Jadar V. Nutalas juga mengundang putri Erwina dalam memutuskan penaklukan kerajaan Hadfas. Putri Erwina hanya mendengarkan apa yang dibicarakan dan tidak memberikan pendapat. Putri Erwina sendiri merasa kagum karena tanpa berperang, ternyata kerajaan Hadfas sudah bisa ditundukkan. Sepertinya diplomasi dengan menunjukkan kekuatan lebih berguna dibandingkan diplomasi yang selama ini dilakukan oleh ayahnya.

Setelah mengutus kembali pesan menerima penaklukan Hadfas sesuai dengan syarat yang diajukan, maka putri Erwina diajak berunding. Putri Erwina mendapat desakan untuk mengirimkan berita tentang penaklukan Hadfas dan persyaratan dari Hadfas. Sebenarnya Erwina tidak suka didesak, tapi akhirnya Erwina mengalah. Dengan membuat surat yang bertandatangan darinya, Erwina mengutus salah satu petugas pengirim berita ke istana Durma di Radfort. Saiks selalu mendampingi Erwina dan menguatkan hatinya ketika Erwina merasa bimbang, sehingga Erwina sekarang menjadi pemimpin di benteng itu. Nutalas menyatakan tunduk kepada putri Erwina, dan itu membuat Erwina merasa senang. Tentu saja hal itu karena Saiks yang mendukung Erwina untuk menerima tawaran Nutalas yang menyatakan tetap setia kepada Durma asalkan putri Erwina mau mendukungnya.

(Bersambung)

30 Oktober 2009

Kerajaan Durma Bagian 2

(Kerajaan Durma bagian 2)

Erwina yang sering berada di kota juga sudah mendengar berita tentang penggalangan kekuatan di Jaras. Bahkan Saiks pasangan Erwina juga turut membantu membuatkan senjata untuk Nutalas yang kemudian dikirimkan ke Jaras. Erwina tidak dapat berbuat apa-apa, bahkan diam-diam ikut mendukung gerakan Nutalas. Erwina berencana untuk menemui Nutalas yang kabarnya akan memulai serangan ke negara tetangga. Erwina tidak setuju ada serangan tanpa sepengetahuan raja, tapi banyak penduduk Durma justru mendukung. Bersama dengan Saiks, akhirnya Erwina berangkat ke Jaras.

Perjalanan menuju Jaras bukanlah perjalanan yang santai. Erwina selalu mengumpulkan informasi tentang gerakan di Jaras. Erwina ingin tahu apa tanggapan penduduk mengenai gerakan di Jaras. Ada yang setuju tapi ada pula yang tidak setuju. Semakin mendekati Jaras, Erwina semakin melihat betapa penduduk saling bahu membahu menyiapkan perlengkapan perang. Ada yang berlatih, ada yang mengumpulkan perbekalan, ada yang menyiapkan senjata. Sepertinya di sekitar Jaras sudah siap untuk pertempuran. Erwina penasaran, apa yang akan dilakukan ayahnya bila mengetahui gerakan ini sepertinya sudah tidak dapat dihentikan, tapi sayangnya ayah dan saudara-saudarinya tidak mendengar secara jelas. Erwina mendengar kalau keluarganya hanya tahu ada pergerakan di Jaras tanpa pernah tahu gerakan itu sudah sebesar apa.

Nutalas tidak berniat untuk merebut kekuasaan raja Durma. Nutalas berniat menaklukan negara terdekat dan memperluas wilayah kerajaan Durma. Erwina tidak dikawal oleh tentara kerajaan, tapi sepanjang perjalanan, Erwina melihat pasukan kerajaan juga bergerak ke arah yang sama. Mereka adalah pasukan yang dikirim oleh Furlong untuk membantu Nutalas dalam menaklukan negara tetangga.

Erwina sampai di tujuan dan melihat begitu banyak pasukan siap tempur. Erwina belum pernah melihat pasukan sebanyak itu dalam hidupnya. Padahal setiap upacara peringatan berdirinya kerajaan, Erwina selalu hadir dan melihat pasukan berkumpul. Mungkin saat ini di Jaras terkumpul ratusan ribu orang yang siap tempur dan membantu apapun yang dibutuhkan. Tenda-tenda berdiri di sepanjang jalan. Rumah-rumah dipenuhi makanan untuk memenuhi kebutuhan perang. Kuda-kuda dan hewan-hewan lain yang dapat digunakan untuk bertempur terlihat sangat banyak. Tidak mungkin rasanya kerajaan Durma yang miskin bisa memiliki peralatan tempur selengkap itu, tapi Erwina menyaksikan sendiri betapa hebatnya pasukan yang ada disini. Seandainya saja mereka menyerang ibukota, tentu keluarganya tidak akan mampu bertahan lebih dari 3 hari.

Saiks bertemu dengan sahabat-sahabatnya dan setelah membujuk-bujuk akhirnya mereka mau membantu Erwina menemui Nutalas. Erwina dapat masuk ke benteng tempat Nutalas tinggal dengan mudah karena benteng itu terbuka untuk umum. Di dalam benteng terkumpul banyak sekali orang dari berbagai ras. Ternyata Nutalas membuka pintu lebar-lebar bagi semua ras di Landart untuk bergabung dengannya. Sebenarnya Erwina agak takut melihat beraneka makhluk yang ada di dalam benteng, tapi Saiks menemaninya dan membuat hati Erwina merasa tenang. Untuk menemui Nutalas ternyata tidak mudah. Setelah menyebutkan siapa dirinya, akhirnya Erwina dipertemukan dengan Nutalas.

“Ah, tuan puteri. Kenapa jauh-jauh datang kesini? Seharusnya aku yang hina ini yang seharusnya mengunjungi tuan puteri di istana puteri.”, Nutalas.
“Jangan begitu. Aku juga sama seperti anda, sama-sama rakyat Durma.”, Erwina.
“Puteri Erwina adalah puteri yang baik, dia selalu mau bergaul dengan rakyat jelata.”, Saiks.
“Wah siapa tuan ini, sepertinya hubungan kalian sangat spesial?”, Nutalas.
“Nama saya adalah Saiks. Dan Puteri Erwina adalah orang yang paling kucintai di dunia ini.”, Saiks.
Erwina tersenyum senang mendengar ucapan Saiks.
“Saya ingin mengetahui apa rencana saudara Nutalas membangun kekuatan sebesar ini.”, Erwina.
“Rencana saya sederhana, yaitu mempeluas wilayah Durma dan mengangkat nama Durma di Landart.”, Nutalas.
“Tapi kulihat tadi ada banyak makhluk kegelapan yang berada di dalam benteng ini. Apa hal itu tidak berbahaya?”, Erwina.
“Tenang saja puteri. Mereka adalah penduduk Durma juga. Hanya saja mereka sering terabaikan karena ketakutan para manusia terhadap mereka. Sebenarnya mereka baik dan memiliki kemampuan. Bahkan mereka rela mati demi Durma.”, Nutalas.
“Apa saudara yakin dengan hal itu?”, Erwina.
“Kalau puteri tidak percaya, cobalah puteri bergaul dengan mereka selama berada di sini. Oh iya, aku juga sudah menyiapkan tempat beristirahat untuk puteri dan teman puteri. Hidangan akan disiapkan, puteri tinggal bilang mau makan apa, nanti akan kusuruh teman-temanku membuatkannya untuk puteri.”, Nutalas.

Erwina dan Saiks sungguh heran mendengar kalau anak buah Nutalas dianggap teman. Sepertinya Nutalas seorang yang menghargai orang lain bahkan makhluk lain. Erwina ditunjukkan jalan oleh seorang elves wanita yang tingginya 2 meter lebih. Erwina dan Saiks mendapat kamar sederhana. Di benteng itu memang tidak ada kamar istimewa, bahkan kamar Nutalas tidak jauh berbeda.

(Bersambung)

15 Oktober 2009

Kerajaan Durma

Kerajaan Durma


Radfort adalah sebuah kota yang indah di dunia Landart. Radfort berada di wilayah kekuasaan kerajaan Durma. Raja Durma adalah seorang raja yang baik dan dicintai oleh rakyatnya. Sayangnya wilayah kekuasaannya tidak memiliki sumber daya yang cukup sehingga seringkali meminta bantuan negara tetangga untuk menghidupi rakyatnya. Tidak heran kalau kerajaan Durma sekarang ditekan oleh banyak penguasa lain untuk menuruti apa yang diinginkan oleh kerajaan lain.

Seorang panglima kerajaan bernama Furlong sudah lama ingin menunjukkan kekuatan kerajaannya. Tapi sayangnya tidak pernah ada kesempatan. Furlong menganggap rajanya terlalu berbaik hati terhadap negara-negara tetangga. Di dalam hati Furlong selalu terselip cita-cita untuk memperluas wilayah kerajaan agar negaranya bisa maju dan berkembang. Tapi raja Durma tidak pernah berperang. Raja Durma selalu bernegosiasi untuk mencari penyelesaian dengan jalur damai walau akhirnya kerajaannya banyak mengalami kerugian. Kerajaan Durma sudah memiliki banyak sekali hutang terhadap negara-negara tetangga dan tentu saja hal itu memperlemah kekuatan kerajaan Durma.

Beruntung sekali kerajaan Durma dicintai oleh rakyatnya. Walau hanya mendapat sedikit bayaran, tapi rakyatnya tetap senang membantu kerajaan. Raja Durma juga tidak menerapkan pajak yang tinggi, tapi rakyatnya secara bergotong royong menyumbangkan hartanya untuk kerajaan.

Furlong juga mengorbankan jiwa raganya demi kerajaan Durma. Furlong sering berdiskusi bagaimana mengembangkan kerajaan Durma sekalipun tidak didukung oleh raja Durma. Saat itu raja Durma sudah berusia 80 tahun. Nama raja Durma adalah Ghovery VII. Anaknya Ghovery VIII sudah berusia 50 tahun. Sifat Ghovery VIII sama seperti ayahnya yaitu tidak menyukai peperangan dan lebih memilih jalur diplomasi. Ghovery VIII sudah sering menggantikan ayahnya untuk berdiplomasi sehingga tidak heran kalau rakyat kerajaan Durma sudah siap bila suatu hari Ghovery VIII menggantikan posisi ayahnya. Furlong juga sering berdialog dengan Ghovery VIII, tapi sepertinya mereka tidak sepaham.

Selain Ghovery VIII, raja Durma juga memiliki anak-anak yang lain. Mereka adalah Gilbert, Huang Gial, Erwina, dan Youthing. Dari kelima anaknya, yang paling sering membantah orangtuanya adalah Erwina. Erwina sepertinya merasa kurang mendapat perhatian sehingga sering berada di luar istana. Justru karena itu, Erwina dapat lebih tahu keadaan rakyat Durma. Sementara saudara saudarinya selalu berada di istana untuk membantu ayahnya mengurus kerajaan.

Ghovery VIII juga sudah memiliki 3 orang anak yaitu Kalina, Judaka, dan Rupert. Erwina terkadang mengajak salah satu dari ketiga anak itu untuk bermain-main di kota. Saat itu, Erwina sedang menjalin hubungan dengan seorang pandai besi. Orangtuanya tidak mengetahui hubungan antara Erwina dengan pandai besi yang bernama Saiks. Saiks bukanlah orang pintar. Pekerjaannya merupakan warisan dari orangtuanya. Saiks merupakan orang yang baik hati dan sederhana sehingga Erwina menyukainya. Sementara itu kedua kakaknya sudah menikah dengan putri dari negara tetangga. Erwina merasa kalau perkawinan kedua kakaknya hanyalah permainan politik belaka. Sedangkang adik Erwina yaitu Youthing, lebih suka bermanja-manja dengan orangtuanya walaupun dia sudah bukan anak-anak lagi.

Nutalas seorang pemuda yang dilahirkan dari sebuah keluarga sederhana di kota Jaras yang merupakan salah satu daerah perbatasan kerajaan Durma dengan kerajaan Hadfas. Kota Jaras hanyalah kota kecil dengan pertanian sebagai fokus utamanya. Nutalas sudah sering berpergian ke luar negaranya bersama kedua orangtuanya. Berdasarkan pengalamannya, Nutalas menyadari kalau negara asalnya memang negara yang nyaman tapi tidak makmur. Sangat berbeda dengan negara-negara tetangga yang memiliki kemakmuran lebih tinggi walau harus bekerja keras. Nutalas tumbuh menjadi seorang pemuda yang gagah berani. Selama ikut berdagang dengan kedua orangtuanya, Nutalas selalu mampu mengusir bandit yang menghadang.

Nutalas juga mencintai negara asalnya yaitu Durma. Nutalas juga berpikiran untuk mengembangkan kerajaan Durma agar mampu bersaing dengan negara-negara lain. Nutalas memiliki kawan-kawan yang sepemikiran dengannya dan mulai menggalang kekuatan. Nutalas berencana mengumpulkan sumber daya yang akan digunakan untuk membangun kekuatan dalam skala besar. Setelah kedua orangtuanya meninggal, Nutalas mewarisi harta orangtuanya. Dengan harta itu, Nutalas membangun sebuah benteng kecil yang menjadi perkumpulan dari orang-orang yang berharap Durma akan menjadi negara besar.

Berita tentang Nutalas dan anggota kelompoknya terdengar oleh Furlong. Furlong segera berencana membantu Nutalas secara diam-diam. Sementara pihak kerajaan hanya mendengar sepintas lalu tanpa mengetahui rencana besar Nutalas. Furlong selalu menutup-nutupi berita tentang keberadaan Nutalas yang semakin hari semakin bertambah kuat. Furlong sendiri sering mengirim orang-orang terlatih dan persenjataan ke tempat Nutalas di Jaras.

(Bersambung)

02 September 2009

Terpengaruh

Terpengaruh


Lagi-lagi terpengaruh
Semua yang ada disekeliling
Memberi pengaruh
Membuat perubahan
Terhadap pribadi
Terhadap pembawaan

Apa memang harus terpengaruh
Beradaptasi dengan lingkungan
Memberikan dampak baru
Membuat perubahan

Sifat asli yang sudah terbentuk
Belum tentu dapat bertahan
Terutama bila tidak stabil
Tidak punya pendirian kuat
Tentu akan membuat perubahan

Walau memiliki kepribadian kuat
Tetap saja dapat terpengaruh

Mau bagaimana lagi
Kehidupan membutuhkan perubahan
Dan sudah berjalan secara alami


Nut HOJ
Rengat, 30 Juni 2008

03 Agustus 2009

Dewa Perdamaian

Dewa Perdamaian


Tomoe adalah seorang anak dari petani miskin. Dia membantu ibunya di rumah karena dia adalah seorang anak perempuan. Jaman Tomoe hidup berada di era peperangan. Untungnya karena mereka hanya petani miskin jadi tidak begitu terpengaruh dengan perang. Paling banyak mereka tersiksa karena diharuskan menyumbangkan apa yang mereka miliki atas nama negara.

Sepertinya kehidupan semacam itu akan terus dirasakan oleh Tomoe. Lagipula Tomoe juga tidak mengharapkan lebih banyak dari kehidupan yang dirasakan saat itu. Bertahun-tahun hidup Tomoe seperti itu, hingga akhirnya saat Tomoe tumbuh dewasa menjadi remaja yang cantik rupawan. Banyak tokoh negara yang tergila-gila dengan Tomoe dan berusaha memaksa Tomoe untuk dijadikan selir. Tomoe terpaksa melarikan diri dengan berbekal seadanya bersama dengan pasangan yang dipilihnya. Pasangannya bernama Ratday, seorang anggota pasukan dari salah satu negara yang sedang berperang.

Tomoe memilih Ratday karena Tomoe melihat sesuatu yang spesial pada Ratday. Cinta itu memang membutakan, padahal orangtua Tomoe tidak melihat apa-apa pada Ratday. Tomoe nekat melarikan diri bersama Ratday atas nama cinta. Mereka berdua terpaksa menyelinap di antara para pengungsi demi mencari tempat yang dirasakan cukup aman untuk ditinggali. Ratday sendiri dicari karena dianggap melarikan diri dari tugas negara. Sebagai anggota pasukan tentu Ratday memiliki atasan, dan atasannya sudah menetapkan Ratday sebagai orang yang dicari karena melarikan diri dari kerajaan.

Tomoe dan Ratday akhirnya menemukan sebuah tempat yang dirasakan cukup aman. Tempat itu berada di atas gunung. Ratday membangun rumah sederhana dan Tomoe menyiapkan makanan dan pakaian. Sebagai anak petani, Tomoe mampu memilih tanaman yang dapat dimakan dan menyiapkannya menjadi makanan yang dapat dimakan. Ratday sendiri memiliki kekuatan karena sudah terlatih sewaktu menjadi anggota pasukan kerajaan.

Cukup lama Tomoe dan Ratday dapat hidup tenang. Tapi sayangnya tidak ada yang abadi. Sewaktu Tomoe melahirkan seorang anak laki-laki, mereka terpaksa meminta bantuan orang desa. Dari orang desa tersebut, Ratday diketahui keberadaannya. Dalam beberapa hari setelah kelahiran anaknya, Ratday ditangkap. Tomoe sangat bersedih, tapi tidak dapat berbuat apa-apa. Dengan kerja keras akhirnya Tomoe mampu membesarkan anaknya. Kehidupan Tomoe saat membesarkan anaknya sangat sulit. Untunglah masih ada orang-orang desa yang mau membantu, sehingga Tomoe sangat bersyukur.

Beberapa tahun kemudian, Tomoe mendengar kalalu suaminya sudah dibebaskan dan berencana akan kembali ke tempat Tomoe. Tomoe sangat bersyukur mendengar hal itu. Tapi beberapa hari kemudian terdengar berita yang mengejutkan. Ratday ternyata kembali dalam status sebagai anggota pasukan lagi, dan pasukan dimana Ratday berada mengalami serangan kejutan. Dikabarkan semua anggota pasukan dibinasakan. Tomoe sangat terpukul mendengar berita itu. Untunglah Tomoe teringat kalau dia harus membesarkan anaknya Huram. Huram saat itu sudah berumur 6 tahun. Masih kecil dan masih lucu, sehingga dapat menghibur Tomoe.

Huram tumbuh hanya bersama ibunya. Huram menjadi anak yang berbakti dan sangat sayang kepada ibunya. Terkadang Huram melihat ibunya menangis diam-diam dan itu membuat Huram ikut bersedih. Huram mengetahui cerita hidup ibunya dari mulut ibunya dan juga orang-orang di desa. Huram sudah berumur 12 tahun dan mulai dapat mencari pekerjaan. Huram bekerja di desa membantu sebisanya. Hasil kerjanya selalu diberikan kepada ibunya, bahkan Huram tidak pernah menyimpan apapun untuk dirinya sendiri. Huram ingin membahagiakan ibunya apapun caranya. Tapi ibunya selalu mengajarkan hal yang berbeda. Ibunya mengajarkan agar Huram jangan sampai menyakiti dirinya sendiri ataupun orang lain dalam setiap tindakannya.

Ajaran itu didapatkan Tomoe dari kedua orang tuanya. Walau sebenarnya Tomoe sendiri tidak dapat melakukan ajaran itu dengan sempurna, tapi Tomoe tetap berusaha melakukannya. Warisan ajaran itu rupanya diserap denga baik oleh Huram. Huram menjadi orang baik di kalangan orang-orang di desa. Huram selalu bertindak jujur dan mau berbagi dengan siapapun. Tidak ada orang yang tidak pernah dibantu. Huram selalu siap membantu orang lain selama hal itu tidak merugikan siapapun.

Suatu saat, datanglah seorang kesatria. Kesatria itu mendengar kisah Huram yang memiliki sifat baik. Sebuah sifat yang saat itu sangat sulit dijumpai. Kesatria itu tertarik dan ingin mengajak Huram untuk bergabung dengan kelompoknya. Kelompok yang diikuti kesatria itu merupakan kelompok baru yang sedang mengumpulkan orang-orang berbakat. Tujuannya adalah menciptakan dunia yang damai.

Kesatria itu akhirnya bertemu dengan Huram. Ternyata kesatria itu di mata Huram tidak memiliki jiwa yang selaras dengan Huram. Huram memang ingin dunia yang damai, tapi jalannya berbeda. Huram ingin kedamaian dicapai dengan kedamaian juga. Sedangkan kesatria itu ingin kedamaian dengan jalan kekerasan, bahkan menurut kesatria itu tidak ada kedamaian yang dapat ditempuh dengan kedamaian juga. Setelah tidak ada kecocokan, akhirnya kesatria itu pergi.

Sudah ada beberapa kelompok yang mendatangi Huram untuk mengajak Huram bergabung, tapi tidak ada yang sesuai dengan hati Huram. Selain itu, Huram juga masih ingin berbakti pada ibunya. Hingga suatu hari, datanglah seorang penyihir yang juga memiliki kemampuan beladiri handal. Penyihir ini bukanlah anggota dari kelompok apapun. Penyihir ini merasa tertarik dengan keberadaan Huram. Penyihir ini mendekati Huram dan mengajarkan Huram berbagai kemampuan. Huram sendiri tertarik dengan penyihir ini. Penyihir ini bernama Gulaf.

Gulaf merupakan seorang pertapa yang akhirnya mendapatkan berbagai ilmu baik ilmu sihir maupun beladiri. Berbeda dengan yang lainnya, Gulaf tidak peduli dengan peperangan. Tapi Gulaf selalu membantu siapapun yang membutuhkan dengan kemampuannya. Gulaf dan Huram saling merasa cocok dan akhirnya Huram mau mempelajari semua ilmu dari Gulaf. Gulaf sendiri tidak merasa perlu takut Huram akan menyalahgunakan kemampuannya karena Gulaf sudah melihat sendiri sifat Huram. Huram belajar dengan tekun dan akhirnya berhasil menguasai seluruh ilmu dari Gulaf. Gulaf mengatakan kalau ilmu itu tanpa batas, jadi kalau sekarang semua ilmu sudah diajarkan, kelak akan ada ilmu baru yang dipelajari, jadi tidak perlu takut kehabisan ilmu.

Kini Huram semakin tangguh. Dengan kemampuan sihir dan beladiri dari Gulaf, Huram mampu melindungi lebih dari desanya. Huram bahkan dapat melindungi sebuah kota tanpa harus menjatuhkan korban. Gulaf sendiri sudah merantau entah kemana. Nama Huram semakin dikenal dan semakin banyak yang ingin mengajaknya bergabung. Dengan berbagai cara banyak yang mencoba mendapatkan Huram, baik dengan bujukan hingga jalan kekerasan. Tapi Huram selalu menolak dan selalu dapat terlepas dari jerat orang-orang jahat. Bahkan Huram sering dipaksa menyelamatkan ibunya dan juga orang-orang di sekitarnya hanya karena orang-orang itu merasa kesal dengan Huram.

Saat Huram berusia 30 tahun, ibunya meninggal dunia karena penyakit tua. Sebenarnya Huram dapat memperpanjang usia ibunya dengan sihirnya, tapi ibunya menentang dengan mengatakan takdir Tuhan jangan dilawan. Ikutilah takdir bila memang baik, tapi bila tidak, ubahlah semampunya sehingga tidak ada yang dirugikan. Huram sangat terharu mendengar hal itu. Akhirnya ibunya meninggal dengan tenang, apalagi Tomoe sudah menyaksikan betapa hebatnya anaknya dan betapa baik budi anaknya itu.

Kini Huram sudah hidup sebatang kara. Huram memulai perjalanan hidupnya yang baru dengan menjadi pengembara. Ibunya juga menitipkan pesan agar Huram mencari pendamping hidup yang baik. Tidak ada yang sempurna tapi kitalah yang harus menyesuaikan diri. Kini Huram mengembara untuk mencari pendamping hidup sekaligus membantu lebih banyak orang.

Sepanjang perjalanan, Huram melihat banyak sekali kekacauan. Huram selalu datang membantu dan mengajarkan berbagai hal baik. Walau banyak yang pada mulanya menentang, tapi pada akhirnya mereka setuju dengan pendapat Huram. Huram selalu mengatakan, tidak ada akhirnya bila kekerasan selalu dilawan dengan kekerasan, kejahatan dengan kejahatan, dan mata dengan mata. Sebaiknya berusaha untuk memutuskan benang kejahatan dengan jalan kebaikan. Jalan itu adalah maaf dan memulai dari awal dengan dasar kebaikan.

Huram sering tinggal di desa-desa dan kota-kota untuk beberapa waktu. Huram mengajarkan berbagai hal baik dan juga sedikit ilmu beladiri. Ilmu yang dikuasai Huram bukanlah ilmu yang mudah dikuasai dalam waktu yang singkat. Maka dari itu, Huram menciptakan ilmu yang dapat dikuasai dengan mudah dan dapat diterima oleh siapapun. Dalam ilmu yang diciptakannya, Huram tidak membuat ilmu untuk membunuh, ilmu itu hanya mampu melumpuhkan lawan. Huram juga memberikan ilmu pengobatan kepada siapapun yang berminat.

Semakin jauh Huram melangkah, nama Huram semakin terkenal. Hingga sebelum Huram sampai, Huram sudah mendengar namanya disebut-sebut. Huram dianggap sebagai dewa penolong, karena selain mampu mengusir orang-orang jahat, Huram juga mampu mengobati orang-orang sakit. Huram juga dikabarkan memiliki kebaikan setaraf dewa, sehingga Huram dianggap dewa hidup. Huram tidak pernah menjadi sombong mendengar semua berita itu. Huram selalu mengerjakan segala sesuatu dengan hatinya tanpa ada paksaan dari yang lain.

Tapi semua berita itu membuat Huram semakin sulit mencari pasangan hidup. Setelah beberapa tahun berkelana, nama Huram selalu ada di setiap tempat yang dikunjungi Huram. Terkadang saat Huram tiba di suatu tempat, dia disambut dengan meriah. Bahkan terkadang banyak pejabat negara yang sengaja datang untuk menyambut Huram dan mengundangnya ke istananya. Banyak raja-raja yang meminta nasehat dari Huram sekaligus mengajaknya bergabung ke kerajaannya. Tapi Huram selalu menolak karena Huram ingin membantu tanpa ada ikatan. Walau begitu tidak jarang banyak orang jahat yang ingin menyakiti Huram. Huram selalu mampu menghindar dan melawannya. Huram tidak pernah membunuh, bahkan setelah melumpuhkan lawannya, Huram mengajarkan kebaikan. Huram seringkali mengubah seseorang agar dari jahat menjadi baik.

Dunia saat itu masih dalam keadaan perang. Tapi uniknya, di saat kedatangan Huram, perangpun berakhir. Keberadaan Huram di daerah perang telah mengubah segalanya. Huram mampu menghentikan peperangan tanpa ada pihak yang terluka. Huram mengajak untuk menciptakan perdamaian, baik secara tertulis maupun secara perjanjian lisan. Terkadang ada yang menolak, tapi desakan dari berbagai pihak yang setuju dengan Huram telah mampu mengubah kekerasan hati orang-orang yang memilih jalan kekerasan.

Saat itu Huram mencapai masa jayanya. Huram sudah dianggap sebagai dewa kedamaian. Huram sendiri terkadang mengunjungi daerah yang sedang berperang untuk mendamaikan mereka. Di belakang Huram sudah banyak pendukung. Mereka adalah orang-orang yang pernah ditolong oleh Huram dan juga negara-negara yang sekarang sudah menjadi damai berkat Huram. Huram selalu mau untuk menjadi juru damai. Tapi Huram tetap sulit dicari karena Huram selalu melangkah secara bebas. Huram selalu menjadi tokoh yang bebas tanpa ikatan.

Hingga usia 40 tahunan, Huram masih belum mendapatkan jodoh. Huram sendiri merasa kesulitan mencari jodoh. Sekarang ilmu Huram sudah jauh bertambah banyak. Huram mampu melihat masa depan dan mampu mengubahnya. Huram selalu mencari kebaikan dimanapun untuk siapapun. Huram mampu mengetahui jodoh seseorang dan Huram sendiri sebenarnya sudah dapat mengetahui siapa jodohnya. Tapi sayangnya jodohnya itu berada jauh dari tempatnya sekarang. Huram harus melewati samudera dan karena Huram merasa sudah waktunya dia mencari jodohnya, maka dia memutuskan untuk berlayar.

Dengan bantuan berbagai pihak, Huram mendapatkan kapal terbaik. Banyak wakil negara yang mengucapkan selamat jalan kepada Huram. Perjalanan Huram bukanlah perjalanan yang terbaik, sebab Huram akan melintasi samudera luas yang terkenal dengan ombak yang besar. Huram mendapatkan kapal dan awak kapal terbaik. Kapten kapal itu merupakan seorang jendral angkatan laut terbaik di suatu negara dan awak kapalnya merupakan gabungan pasukan terpilih dari berbagai negara. Semua kerajaan ingin membantu Huram sebaik-baiknya.

Huram akhirnya berlayar dengan perbekalan yang cukup. Tujuannya adalah sebuah benua yang belum pernah ditemukan pada saat itu. Huram mampu melihat masa depan sehingga merasa yakin akan dapat menemukannya. Walau tujuannya tidak jelas, tapi semua orang di kapal merasa yakin dengan Huram. Perjalanan Huram benar-benar berat. Berkali-kali melewati badai, melintasi keajaiban laut yang ganas. Seringkali kapal harus mendarat di pulau kosong untuk mendapat perbaikan. Tetapi Huram terus melanjutkan perjalanan hingga akhirnya tiba di sebuah benua baru. Semua orang di kapal sangat kagum dengan benua baru itu.

Benua itu memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Beraneka ragam tanaman dan satwa ada di sana. Semua awak kapal turun untuk menikmati keanekaragaman hayati. Huram sendiri mulai menjelajahi benua baru itu. Benua itu terdiri pulau-pulau dan tempat Huram mendarat adalah pulau terbesar. Sekelompok penduduk lokal mendatangi awak kapal dengan pandangan curiga. Untunglah Huram dan awak kapal tidak ada niat buruk. Bahkan semua awak kapal tidak ada yang membawa senjata, hal itu karena Huram tidak menginginkan adanya bentrokan. Penduduk lokal berbicara bahasa asing dan semua awak kapal tidak dapat mengerti apa yang mereka bicarakan.

Anehnya Huram mampu berkomunikasi dengan mereka secara lancar seolah-olah Huram adalah penduduk lokal. Huram mengajak awak kapal untuk ikut dengan penduduk lokal menuju sebuah desa. Penduduk lokal itu ternyata merupakan penduduk yang baik. Mereka menyambut dengan acara penyambutan sekadarnya dengan berbagai kesenian. Huram dan para awak kapal tinggal di desa itu selama beberapa hari. Setelah itu beberapa awak kapal mengikuti Huram menuju sebuah kota.

Di kota itu mereka menukarkan apa yang mereka miliki dengan berbagai benda yang tidak pernah dilihat. Para awak kapal itu kembali ke kapal dan kembali ke benua asalnya. Sejak itu dimulailah era perdagangan antar benua. Huram sendiri memulai perjalanan mencari jodoh. Di benua ini, nama Huram tidak dikenal sehingga memudahkan Huram untuk melintasi desa-desa. Tapi hal itu tidak bertahan lama. Huram yang selalu membantu siapapun dan selalu mengajarkan kedamaian, dengan cepat namanya tersebar. Huram langsung menuju kediaman jodohnya sambil sepanjang jalan membantu orang.

Nama Huram dan perjalanan Huram saling berlomba. Hingga akhirnya Huram tiba di sebuah desa kecil. Di desa itu terdapat seorang anak perempuan yang masih berusia belasan tahun. Huram mengetahui kalau gadis kecil itu adalah jodohnya. Huram sudah meramalkan jauh sebelum gadis kecil itu lahir. Gadis itu bernama Luna dan baru berusia 13 tahun. Usia dimana belum dapat menikah. Huram mendatangi kedua orang tua Luna dan membicarakan kalau dia tertarik dengan Luna. Saat itu nama Huram belum sampai di desa itu, sehingga kedua orangtua Luna mengatakan akan pikir-pikir dulu. Luna sendiri langsung merasa tertarik dengan Huram. Walau usianya terpaut jauh, tapi Luna merasa dia jatuh cinta pada Huram. Luna sering mencoba membuang perasaan itu dengan mengatakan Huram lebih pantas sebagai ayahnya atau mungkin kakeknya karena perbedaan usia mereka. Tapi perasaan Luna tentang cinta tidak terbantahkan.

Huram mengatakan akan kembali pada saatnya nanti dan untuk saat itu Huram melanglang buana lagi. Sejak ditinggal oleh Huram, perasaan Luna menjadi tidak karuan. Luna merasa rindu pada Huram, padahal baru beberapa hari ditinggal. Luna berkomunikasi dengan Huram hanya beberapa hari, dan Huram sudah menyatakan akan menikahi Luna. Huram juga mengatakan pada Luna agar mempersiapkan diri untuk menjadi wanita yang baik. Bahkan Huram memberikan sebuah buku yang ditulis sepanjang perjalanan. Isinya adalah ajaran kebaikan dimana tidak ada yang disakiti. Luna merasa takjub melihat buku itu dapat dibacanya, padahala Luna tidak penah belajar membaca.

Beberapa tahun kemudian, Luna tumbuh menjadi wanita yang cantik dan pandai. Luna sendiri memiliki kemampuan berkat buku yang ditinggalkan oleh Huram. Luna mampu mengobati orang-orang sehingga namanya mulai dikenal sebagai dukun. Nama Huram saat itu sudah terdengar oleh Luna. Nama Huram ternyata dengan cepat tersebar, dan seperti di benuanya semula, Huram dikenal sebagai dewa damai karena selalu mampu mendamaikan peperangan.

Setiap mendengar berita tentang Huram, hati Luna sangat berbunga-bunga. Luna selalu ingat apa kata Huram yang menyatakan akan menikahinya saat waktunya sudah tiba. Kedua orangtua Luna merasa Huram tidak akan kembali, maka memaksa Luna untuk menikah dengan pemuda-pemuda yang jelas-jelas terlihat. Tapi Luna selalu menolak dengan alasan dia akan menunggu Huram. Orangtua Luna merasa kesal tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Walau dipaksa seperti apapun, Luna mampu menghindar. Luna juga memiliki kemampuan beladiri dari buku Huram.

Buku Huram bagaikan harta keramat bagi Luna. Buku itu selalu dibawa oleh Luna dan dirawat baik-baik. Buku itu dilindungi oleh sihir, maka tidak heran Luna mampu membacanya padahal Luna tidak pernah belajar membaca. Kalau orang lain melihat buku itu, maka tidak akan mampu membaca isinya. Uniknya pada halaman tertentu, Luna dapat melihat apa yang sedang dilakukan oleh Huram. Buku itu terhubung dengan sihir sehingga Huram masih dapat berkomunikasi dengan Luna. Tidak heran Luna selalu teringat dengan Huram karena Huram selalu dapat dihubungi oleh Luna.

Suatu hari Luna mendapat kabar kalau Huram akan ke desanya. Luna merasa sangat senang dan memberitahukan kepada orangtuanya. Orangtuanya merasa acuh tak acuh karena merasa Huram sudah lupa pada mereka. Tapi Luna mengatakan Huram bukanlah orang semacam itu. Nama besar Huram di seluruh tempat sudah membuktikan hal itu. Orangtua Luna mengatakan orang besar sering lupa pada orang kecil. Luna tidak dapat membantah kenyataan itu, tapi hati Luna sudah terasa berbunga-bunga. Hal itu karena Luna mengetahui kalau saat Huram kembali adalah saat dirinya dilamar.

Sebelum Huram tiba, desa disibukkan dengan persiapan pesta penyambutan. Orang sedesa sudah mengetahui nama besar Huram, hanya orangtua Luna yang tidak peduli. Sebelum Huram tiba, datanglah beberapa kelompok dari berbagai kerajaan. Mereka mengantarkan banyak hadiah kepada Luna dan orangtuanya. Katanya hadiah itu adalah hadiah untuk menjodohkan Luna dengan Huram dan hadiah itu bukan atas permintaan Huram melainkan karena ingin membalas kebaikan Huram. Kedua orangtua Luna merasa takjub dengan berbagai hadiah itu. Bahkan yang datang bukanlah orang-orang sembarangan. Mereka adalah orang-orang kepercayaan beberapa negara. Bahkan sebagian besar adalah pahlawan-pahlawan yang nama besarnya tidak akan terlupakan sepanjang jaman.

Orangtua Luna tidak dapat mengatakan apa-apa selain berterimakasih dan keputusan ada pada Luna. Luna sendiri merasa senang karena dengan demikian kedua orangtuanya sudah menyetujui hubungannya dengan Huram. Luna dapat menyaksikan betapa kedatangan Huram sangat dielu-elukan. Padahal Huram hanya berjalan kaki tapi dibelakangnya terdapat arak-arakan meriah. Penyambutan dari desanya juga sangat meriah termasuk kedua orangtua Luna. Sepertinya orangtua Luna sudah menyetujui dan merasa sangat bangga telah menjadi pilihan Huram.

Huram tiba di rumah Luna dan bertemu dengan orangtua Luna. Seperti janjinya kepada kedua orangtua Luna dan Luna, maka Huram meminang Luna untuk menjadi istrinya. Tentu saja Luna dan kedua orangtuanya setuju. Tidak lama kemudian disiapkan pesta pernikahan. Awalnya hanya dipersiapkan pesta kecil-kecilan karena Huram dan keluarga Luna tidak memiliki harta berlimpah. Huram bahkan tidak memiliki apapun kecuali pakaian yang dipakainya dan beberapa barang yang terdapat di tasnya.

Tapi penduduk desa dan kerajaan-kerajaan yang pernah dibantunya tidak menginginkan pesta kecil-kecilan. Setelah didesak oleh orang-orang, akhirnya Huram dan keluarga Luna mengalah. Mereka berjanji akan mengadakan pesta beberapa bulan lagi sambil menunggu kedatangan para raja-raja menuju tempat pesta. Desa itu menjadi sangat ramai dengan persiapan pesta besar-besaran. Beberapa kerajaan bahkan telah mengirimkan utusan untuk membantu persiapan pesta. Yang lebih mengejutkan lagi adalah kehadiran utusan-utusan dari benua yang berbeda. Bahkan ada yang sengaja datang untuk menyaksikan pesta pernikahan Huram.

Akhirnya tiba waktunya pesta pernikahan Huram. Selama itu Huram sudah tinggal bersama keluarga Luna. Berbagai perwakilan dari negara-negara menjadi saksi pernikahan itu. Huram sendiri melakukan acara pernikahan dengan berbagai cara karena para perwakilan ingin melihatnya. Huram sendiri tidak mempermasalahkan cara yang dipakai karena mereka tetap akan sah menjadi suami istri.

Mungkin saat itu adalah pesta terbesar sepanjang sejarah karena hampir seluruh kerajaan telah mengirimkan utusan dan juga kehadiran raja-raja secara langsung. Bisa jadi itulah pertemuan pertama kali banyak raja-raja di satu waktu. Seluruhnya mencapai 200 raja yang hadir di pesta itu. Sementara pesta terpaksa diadakan selama satu minggu penuh. Huram dan Luna merasa sangat bahagia dengan kedatangan mereka secara damai. Walau harus lelah, tapi semua itu tidak sia-sia. Huram sendiri memutuskan mulai saat itu dia akan menetap. Sebenarnya keputusan itu ditentang semua pihak, tapi mereka menghargai keputusan Huram.

Sejak saat itu, Huram tinggal bersama Luna menjadi pasangan yang berbahagia. Tapi bukan berarti kerja Huram berkurang. Huram selalu didatangi banyak pihak baik dari kerajaan maupun orang biasa. Mereka meminta nasehat dan juga bantuan. Seringkali mereka memberikan hadiah sekadarnya atas bantuan Huram dan Luna. Luna juga menjadi istri yang sepadan. Dengan kemampuan mengobati dan kecantikan yang luar biasa, Luna sering dianggap dewi.

Memang tidak ada yang sempurna di dunia. Beberapa tahun kemudian ayah Luna meninggal karena penyakit tua. Sebelumnya ibu Luna sudah memaksa Huram untuk memperpanjang usia ayah Luna tapi Huram menolaknya. Alasannya karena takdir Tuhan jangan dilawan, kalau takdir memang tidak baik maka ubahlah. Kematian ayah Luna memang sudah waktunya dan bila diteruskan hanya akan membawa kesengsaraan baik untuk dirinya maupun orang-orang di sekitarnya. Beberapa kali ibu Luna meminta Huram untuk memperpanjang usia ayah Luna, tetapi selalu saja ditolak oleh Huram, bahkan Huram mencoba menasehati ibu Luna. Sejak ayah Luna meninggal, ibu Luna mulai sakit-sakitan.

Tidak ada yang dapat dilakukan oleh Luna dan Huram. Walaupun mereka berdua menghibur dengan kata-kata indah, tetap saja tidak dapat menghibur. Beberapa bulan kemudian, ibu Luna juga meninggal. Kini Huram dan Luna sudah tinggal berdua saja. Huram mulai mengurangi kesibukannya dan mulai memanjakan Luna. Awalnya Luna tidak mau dimanjakan, tapi akhirnya mereka berdua seperti dimabuk cinta. Dalam beberapa tahun mereka sudah mendapatkan beberapa orang anak.

Kehidupan mereka sangat bahagia dan anak-anak mereka tumbuh menjadi orang baik. Mungkin karena kedua orangtuanya selalu mendidik dengan cara keras sekaligus penuh kasih sehingga semua anak-anaknya merasa kagum dan patuh. Ajaran kebaikan yang ditanamkan Huram dan Luna selalu berbekas di hati semua anak-anaknya. Pada saat Luna sudah berumur 50 tahun, mereka mendapatkan cucu pertama. Keluarga Huram semakin besar. Huram dan Luna dapat berumur panjang berkat ilmu mereka. Huram dan Luna juga mengajarkan berbagai ilmu pada keluarganya.

Huram sebenarnya tahu kalau dia hampir tidak dapat mati, sebab menurut ramalannya dia dapat hidup ratusan tahun. Huram menyadari tidak baik baginya untuk terus menerus berada bersama keluarganya. Suatu saat Huram mengajak Luna untuk pergi ke tempat lain. Huram mengatakan kalau anak-anak mereka sudah mapan, bahkan cucu mereka sudah banyak. Tidak baik bagi mereka berdua untuk terus menerus hadir di keluarga mereka karena Huram tahu mereka berdua akan berumur sangat panjang. Bahkan sebentar lagi keduanya akan mencapai keabadian.

Luna awalnya tidak mau, padahal di dalam hatinya Luna menyadari hal itu. Luna saat itu sudah berumur lebih dari 150 tahun. Sebuah umur yang di luar batas kebiasaan manusia. Setelah berpikir panjang, akhirnya Luna menyetujui usul suaminya. Huram bukannya ingin menjauh dari keluarganya. Huram membuat sebuah ruangan khusus yang menyerupai ruangan bertapa. Di ruangan itu Huram mengajarkan Luna bagaimana mencapai keabadian. Setelah beberapa lama akhirnya keduanya sudah memutuskan untuk meninggalkan keluarganya.

Saat itu usia Huram sudah 250 tahun dan Luna 200 tahun. Keluarga mereka tiba-tiba tidak menemukan keduanya di ruangan tempat mereka bertapa. Di ruangan itu hanya ada kekosongan, padahal pintunya hanya ada satu dan tidak mungkin keluarga Huram tidak mengetahui kepergian mereka. Di atas meja tertulis sebuah pesan yang menyatakan mereka berdua sudah mencapai tahap keabadian dan sekarang sudah berada di surga. Mereka akan selalu mengawasi kedamaian dunia dari jauh dan berharap tidak ada kesedihan karena keduanya masih hidup hanya saja di alam yang berbeda.

Setelah itu diadakan upacara kematian walau tidak pernah ada jasad yang dikuburkan. Hari itu dianggap kematian Huram dan Luna. Acara itu dihadiri oleh semua negara di dunia karena itu acaranya berlarut-larut hingga sebulan penuh. Tidak ada yang pernah tahu kemana Huram dan Luna pergi. Mereka mengatakan kalau keduanya sudah menjadi dewa dan akan selalu melindungi dunia. Nama Huram sebagai Dewa Perdamaian tidak pernah hilang. Setiap kali akan mengajukan perdamaian pastilah nama Huram disebut sebagai juru damai.


Nut HOJ
Rengat, 12 Juli 2009

17 Juli 2009

Ketenangan

Ketenangan

Ketenangan hati
Ketenangan pikiran
Ketenangan batin

Semua ketenangan diperlukan
Saat pikiran kalut
Saat beban bertumpuk
Diperlukan ketenangan

Sulit didapatkan
Karena selalu ada keinginan
Masih diperlukan usaha
Untuk mendapatkan ketenangan

Rengat, 13 Juli 2009

10 Juni 2009

Semua Sifat Berguna

Semua Sifat Berguna


Seorang pemuda merasa menyesali diri. Dia berpikir dirinya memiliki banyak kekurangan. Banyak sifat yang dimilikinya adalah kekurangan. Suatu hari dia bertemu seorang pedagang. Pedagang itu menawarkan bantuan agar pemuda itu meneruskan usaha Si Pedagang, tapi Si Pemuda menolaknya. Alasannya sederhana yaitu malas. Pedagang itu memberikan barang dagangannya kepada orang lain dan ternyata orang itu bangkrut. Pemuda itu sedikit bersyukur karena bukan dia yang mengalaminya.

Pemuda ini juga senang membanggakan diri. Setahan-tahannya dia, tetap tidak kuat untuk tidak menyombongkan diri. Dari kesombongannya, dia mendapat banyak orang yang mengenalnya. Pemuda ini juga tidak sabaran. Setiap kali melakukan sesuatu dia jarang menyelesaikannya. Hal ini membuatnya mengetahui banyak hal. Sayangnya dia tidak menyadarinya.

Pemuda ini belum tahu apa yang namanya mengenal diri dan mensyukuri apa yang dimilikinya. Sering dia duduk termenung dan berpikir, mengapa dia memiliki banyak kelemahan. Dia sering berpikir negatif tanpa melihat sisi positif dari apa yang dimiliki.

Suatu hari ada orang bijak datang ke tempat Si Pemuda. Tentu saja pemuda ini menanyakan masalahnya pada orang bijak itu. Orang bijak itu memberitahu Si Pemuda bahwa tiada sifat yang buruk. Sifat buruk hanya terlihat di sisi negatif. Sebaliknya bila dilihat dari sisi positif sifat buruk akan menjadi sifat baik.

Pemuda ini mencoba untuk melihat dari sisi positif. Ternyata sifat malas menjauhkan dirinya dari masalah di luar kemampuannya. Sifat sombong mendorongnya untuk bersosialisasi dan belajar. Sifat tidak sabar membuatnya mengenal banyak ilmu. Tinggal sekarang bagaimana dia memanfaatkannya. Mulai saat itu Si Pemuda mulai belajar memanfaatkan kemampuannya.

Catatan :
Ada anggapan untuk membuang yang tidak berguna. Tapi berbeda dengan anggapan karena tidak ada yang diciptakan untuk tidak berguna. Banyak yang tidak berguna sebenarnya sangat bermanfaat. Tergantung bagaimana mengetahui dan kapan memanfaatkannya.


03 Mei 2009

Syukur

Syukur


Seringkali manusia lupa betapa bahagianya menjadi manusia. Begitu pula yang dialami Roni. Dia lupa betapa bahagianya dia menjadi manusia. Sering dia merasa hidup itu hanya siksaan. Terkadang dia berpikir untuk bunuh diri saja.

Beruntung sekali dia bertemu Joyce. Berbeda dengan Roni, Joyce selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki. Mungkin karena perbedaan sifat itu keduanya bisa dekat. Joyce sering memberi nasihat agar Roni mau mensyukuri apa yang sudah dimiliki, tapi Roni tidak mempedulikan.

Pada suatu saat Roni melihat Joyce kecelakaan. Roni tidak menerima kenyataan itu. Roni merasa seharusnya dia yang mendapatkan musibah itu. Tapi Joyce menerima kecelakaan itu sebagai berkah. Roni merasa bingung mendengarnya.

Joyce menjelaskan kalau segala sesuatu baik itu buruk ataupun baik tentu memiliki tujuan untuk kehidupan kita. Setiap tambahan atau pengurangan tentu ada tujuannya.

Roni yang mendengar hal itu mulai memahami kehidupannya. Akhirnya Roni mulai mencoba menerima setiap kejadian yang dialami dan hal itu membuat Joyce semakin bersyukur.


Nut HOJ

22 April 2009

Stress

Stress

Stress
Pekerjaan memusingkan
Masalah yang datang
Butuh konsentrasi
Butuh pemikiran
Butuh kesabaran

Tenang
Hirup napas dalam-dalam
Semua pasti bisa diatasi
Bantuan akan selalu ada
Selalu ada pendukung

Lihat
Mawas diri
Jangan telantarkan
Walau banyak yang harus dibuat
Tetap harus dikerjakan


Nut HOJ
Rengat, 4 Maret 2009

07 April 2009

Belajar

Belajar

Jangan malas untuk belajar
Setiap saat adalah belajar
Setiap waktu adalah belajar

Menyesal di kemudian hari
Bila tidak belajar hari ini
Walau ada kesempatan
Yang terlihat setiap saat

Tapi kalau selalu dilewatkan
Tentu tidak akan baik
Bahkan akan menjadi tertutup

Tidak baik menunda-nunda
Kesempatan bisa saja lepas
Kalau terlalu lama ditunda

Bersiaplah untuk selalu belajar
Sebab memang sudah ditetapkan
Untuk menerima
Di saat itu


Nut HOJ
Rengat, 14 Nopember 2008

07 Februari 2009

Bertikai

Bertikai

Bertikai tiada henti
Setelah berhenti
Masalah dicari-cari
Tiada rasa damai

Mau bagaimana lagi
Segalanya sudah terjadi
Membuat orang lupa diri
Terlena akan nafsu pribadi

Apa saja bisa jadi penyebab
Penyebab yang penting
Penting tapi dapat diabaikan

Silahkan dinilai sendiri
Mana yang baik
Mana yang buruk
Silahkan pilih sendiri

17 Januari 2009

Masa Depan

Masa Depan

Akan kukatakan terus terang
Tiada hal yang selalu baik
Tiada yang sempurna
Selalu ada cacat cela

Biarkan waktu menilai
Setiap tindakan tentu ada maksud
Walau tanpa disadari
Kelak akan terlihat

Masa depan tidak terukur
Dibilang sekarang juga percuma
Hasilnya belum tentu sama

Aturan bukan hanya bertindak
Sebagai pembatas
Ataupun penghalang
Tapi sebagai penyeimbang

Biarkan waktu berjalan
Biarkan pengalaman terbentuk
Sebab akan membawa perubahan
Terhadap semua kehidupan
Walau hanya kecil
Tetap membawa faedah

Jalan hidup masih panjang
Butuh waktu untuk belajar
Belajar menerima apa adanya

Sifat egois dibiarkan
Akan terbentuk suatu keseimbangan
Dimana keinginan dan kemampuan
Saling membentur

Didikan orang tua
Pendidikan sekolah
Akan membentuk perilaku
Antara realitas dengan panduan
Mana yang terpilih

Kuatkan iman
Kuatkan tekad
Keajaiban akan terwujud
Sebagai jawaban dari usaha

11 Januari 2009

Memulai

Memulai

Daripada tidak memulai
Lebih baik mencoba dahulu
Setidaknya jadi tahu

Daripada mundur sebelum mencoba
Lebih baik melakukan sebisanya

Tidak perlu dipaksakan
Baik atau tidaknya
Akan terlihat belakangan

Tidak perlu melihat pandangan orang
Nanti bisa mundur dahulu
Padahal belum tentu buruk

Bersiap menerima kritik
Memperbaiki yang kurang baik
Meningkatkan yang sudah baik

Melakukan sebisanya
Memperbaiki sebisanya
Maju terus pantang mundur